Ba'ts, Pembangkitan Manusia Setelah
Meninggalnya
Manusia sesudah mati akan dibangkitkan kembali.
Dalilnya, firman Allah ta’ala:
“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan
kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, dan dari
padanya Kami akan mengeluarkan kamu kali yang lain.”
(QS. Thaha: 55) [1]
Dan firman Allah ta’ala:
“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan
sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (dari padanya pada
hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.” (QS. Nuh: 17-
18) [2]
[1] Dalam kalimat ini, Syaikh menjelaskan bahwa
manusia itu jika telah mati pasti akan dibangkitkan lagi.
Alloh akan membangkitkan mereka dalam keadaan hidup
setelah kematian mereka untuk menerima balasan. Inilah
nilai diutusnya para rosul, agar manusia itu beramal
untuk menghadapi hari kebangkitan ini. Alloh Ta'ala
menyebutkan tentang keadaan dan kengerian Hari
Kebangkitan ini yang menjadikan hati harus bertaubat
kepada Alloh shallallahu 'alaihi wassalam dan harus takut
kepada hari kebangkitan ini. Alloh Ta'ala berfirman :
“ Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara
dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang
menjadikan anak-anak beruban. Langit pun pecah belah
pada hari itu karena Alloh. Adalah janji-Nya pasti
terlaksana.” (Al Muzammil : 17-18)
Kalimat yang dikemukakan oleh Syaikh di atas
menunjukan kewajiban beriman kepada hari
Kebangkitan. Kemudian Syaikh mengambil dua ayat
diatas.
[2] Ayat ini sesuai persis dengan firman Alloh :
“Dari tanah kalian Kami ciptakan; kepadanya kalian
kami kembalikan; dan darinya pula kalian akan Kami
keluarkan (bangkitkan) untuk kedua kalinya”. (Thoha :
55)
Ayat ini yang semakna dengan ini jumlahnya cukup
banyak. Alloh 'azza wa jalla telah menjelaskan dan telah
mengulang-ulang masalah kepastian hari kebangkitan
sampai manusia beriman dengan hari kebangkitan itu
serta semakin bertambah lagi keimanannya, lalu beramal
untuk menghadapi hari kebangkitan itu dan tergolong
orang-orang yang berbahagia di hari itu.
Hisab, Hari Perhitungan Amal
Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan dihisab dan
diberi balasan sesuai dengan perbuatan mereka.Firman
Allah ta’ala:
“Dan hanya kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang
telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang
lebih baik lagi (surga).” (QS. An-Najm: 31)
Barangsiapa yang tidak mengimani hari kebangkitan ini,
maka dia adalah kafir. Firman Allah ta’ala:
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka
sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak
demikian. Demi Tuhanku, benar-benar kamu akan
dibangkitkan kemudian akan diberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.”(QS. At-Taghabun: 7)
Syarah dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Maksudnya, bahwa manusia itu setelah dibangkitkan
akan diberi balasan dan dihisab amal perbuatan mereka;
jika baik, maka balasannya baik, dan jika buruk, maka
balasannya buruk pula. Alloh Ta'ala berfirman :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan seberat
dzarroh pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarroh
pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula”. (AzZalzalah
: 7-8)
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari
Kiamat, maka tidak ada seorang pun yang dizholimi
(dirugikan) sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya
seberat biji shallallahu 'alaihi wassalami, Kami pasti tetap mendatangkan (pahala)nya. Cukuplah Kami sebagai
penghisab”. (Al Anbiya : 47)
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya
(pahala) sepuluh kali lipat; dan barangsiapa membawa
perbuatan jahat, maka dia tidak diberi balasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka tidak
dizholimi (dirugikan) sedikit pun”. (Al An'am : 160)
Amalan kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat
sampai tujuh ratus kali lipat hingga kelipatan lebih
banyak lagi, sebagai karunia dan kemurahan dari Alloh
Ta'ala. Alloh Ta'ala telah melebihkan balasan yang luas
dan banyak. Adapun amal buruk hanya akan diberi
balasan sama dengan kadar keburukan itu, di mana
manusia tidak akan diberi balasan melebihi keburukan
yang dilakukannya. Alloh Ta'ala berfirman,
“ Barangsiapa yang membawa amal perbuatan jahat,
maka dia tidaklah diberi balasan melainkan seimbang
dengan kejahatannya, sedang mereka tidak dirugikan
sedikit pun”. (Al An'am : 160)
Ini merupakan bagian dari kesempurnaan karunia Alloh
Ta'ala dan kebaikan hati-Nya.
Selanjutnya, syaikh membawakan dalil dengan firman
Alloh Ta'ala :
“... Agar Dia memberi balasa kepada orang-orang yang
berbuat buruk sesuai dengan perbuatan yang mereka
lakukan itu, dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan balasan yang lebih baik lagi”.
(An-Najm : 31)
Siapa saja yang mendustakan Hari Kebangkitan, maka ia
adalah kafir, berdasarkan firman Alloh Ta'ala :
“Mereka mengatakan, “Hidup hanyalah kehidupan kita di
dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan'.
Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan
kepada Robbnya (tentulah kamu melihat peristiwa yang
mengharukan). Alloh berfirman, 'Bukankah
(kebangkitan) ini benar?' Mereka menjawab, 'Sungguh
benar, demi Robb kami'. Alloh berfirman, 'Karena itu,
rasakanlah adzab ini disebabkan kamu
mengingkari(nya)!” (Al An'am : 29-30)
Firman Alloh Ta'ala,
“Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang
yang mendustakan. Yaitu orang-orang yang mendustakan
Hari Pembalasan. Tidak ada yang mendustakan hari
pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui
batas lagi pendosa, yang apabila dibacakan kedapanya
ayat-ayat Kami, ia berkata, 'itu adalah dongengan orangorang
dahulu'. Sekali-kali tidaklah demikian! Sebenarnya
apa yang selsu mereka usahan itu menutup hati mereka.
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu
benar-benar terhalang (melihat) Robb mereka.
Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk
neraka. Lalu dikatakanlah (kepada mereka), inilah adzab
yang dulu selalu kamu dustakan!” (Al Muthofifin : 10-
17)
Firman Alloh Ta'ala,
“Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan kami
telah menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi
siapa yang mendustakan hari kiamat”.(Al Furqon : 11)
Firman Alloh Ta'ala,
"Orang-orang yang mengkufuri (mengingkari) ayat-ayat
Alloh dan mengkufuri pertemuan dengan-Nya, mereka
telah putus asa dari rohmat-Ku, dan bagi mereka adzab
yang pedih" (Al-'Ankabut: 23)
Syaikh rahimahullah mengambil dalil dengan ayat ke-7
dari surat At-Taghabun di atas untuk memberi keterangan
yang memuaskan kepada orang-orang yang mengingkari
hari kebangkitan itu, maka dapat kami jelaskan sebagai
berikut :
Pertama:
Bahwasanya masalah Hari Kebangkitan itu telah dinukil
secara bersambung dari para nabi dan rosul dalam kitabkitab
ilahi dan syariat-syariat langit, serta telah diterima
sepenuhnya oleh umat-umat para nabi dan rosul itu. Nah,
bagamana Anda dapat mengingkarinya sedangkan Anda
membenarkan apa yang dinukilkan untuk Anda dari
seorang filosof, atau penemu suatu prinsip atau
pemikiran (paham), sekalipun berita yang sampai kepada
Anda tidak sebanding dengan berita mengenai kebang
kitan, baik dalam hal sarana pengutipan (penukilan)
maupun dalam hal kesaksian kenyataan?!
Kedua:
Masalah kebangkitan ini telah disaksikan oleh akal
mengenai bakal terjadinya kebangkitan itu. Itu dapat
dilihat dari beberapa sudut :
1. Setiap orang tidak akan mengingkari bahwa dirinya
adalah makhluk yang tercipta dari ketiadaan, dan muncul
setelah sebelumnya tidak ada. Dzat yang menciptakan
dan mengadakannya setelah sebelumnya tidak ada itu
sudah tentu kuasa untuk mengembalikannya seperti
semula. Ini sebagaimana firman Alloh Ta'ala:
“Dialah yang telah menciptakan dari permulaan,
kemudian akan mengembalikannya lagi; dan
menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya..
"(Ar-Rum: 27)
Alloh Ta'ala juga berfirman,
"Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama,
maka begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu
janji yang mesti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah
yang akan melaksanakannya" (Al-Anbiya: 104)
2. Setiap orang juga tidak ada yang mengingkari
keagungan penciptaan langit dan bumi, betapa besar
keduanya, serta tidak mengingkari keindahan penciptaan
keduanya. Dzat yang telah menciptakan keduanya itu
sudah tentu kuasa untuk menciptakan manusia dan
mengembalikan mereka sebagai mana semula. Alloh
Ta'ala berfrman :
"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi itu lebih
besar dari pada penciptaan manusia..." (Al-Mu'min: 57)
“Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa
sesunguhrya Alloh yang menciptakan langit dan bumi,
dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya,
kuasa untuk menghidapkan orang-orang mati?!Ya, sudah
tentu kuasa. Bahkan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu" (Al-Ahqaf :33)
Alloh Ta'ala berfirman,
'Bukankah Dqat yang telah menciptakan langit dan bumi
itu kuasa untuk menciptakan kembali jasad-jasad mereka
yang sudah hancur itu? Tentu! Dan Dia Maha Pencipta
lagi Maha Tahu. Sesunguhnya perintah-Nya apabila Dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya
'Jadilah!", maka jadilah apa yang dikehendaki." (Yasin:
82)
3. Setiap orang yang punya penglihatan tentu dapat
menyaksikan bumi yang gersang tak bertumbuhan. ketika
air huian turun mengguyurnya, maka ia berubah menjadi
subur dan tumbuhannya pun hidup kembali setelah
sebelumnya mati. Dzat yang kuasa untuk menghidupkan
bumi (tanah) -setelah kematiannya- sudah tentu kuasa
untuk menghidupkan orang-orang yang mati dan kuasa
membangkitkan mereka. Alloh Ta'ala, berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat
bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan
air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur.
Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah
dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu”(Fushshilat: 39)
Ketiga:
Masalah terjadinya kebangkitan ini telah disaksikan oleh
indera maupun kenyataan, sebagaimana telah diberitakan
oleh Alloh Ta'ala kepada kita mengenai kejadiankejadian
nyata tentang dihidupkannya kembali orangorang
yang sudah mati. Alloh Ta'ala menyebutkan hal itu
di dalam surat Al- Baqoroh sebanyak lima peristiwa, di
antaranya adalah firman-Nya.
“Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang
melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh
menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah
menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka
Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian
menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah
lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya
tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah
berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus
tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan
minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah
kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang
belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan
Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang
keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali,
kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka
tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah
menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya
yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (AlBaqarah:
259)
Keempat:
Bahwasanya hikmah (kebijaksanaan) itu menuntut
adanya kebangkitan, agar setiap jiwa dapat diberi balasan
atas apa yang telah diusahakan atau dilakukan. Kalaulah
bukan karena itu, maka penciptaan manusia itu akan
percuma dan tidak ada nilaiya, tidak ada hikmah dari
penciptaan itu, serta tidak ada perbedaan dalam
kehidupan ini antara manusia dengan binatang. Alloh
Ta'ala berfirman:
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya
Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan
bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak
ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy
yang mulia” (Al-Mukminun: 115-116)
Allah ta'ala juga berfirman:
"Sesunguhnya Hari Kiamat itu pasti datang, namun Aku
merahasiakan (waktu)nya agar tiap-tiap diri itu dibalas
dengan apa yang dia usahakan." (Thaha: 15)
Alloh 'azza wa jalla berfirman,
"Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan
sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan
akan membangkitkan orang yang mati". (Tidak
demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya),
sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui, agar Allah
menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
perselisihkan itu, agar orang-orang kafir itu mengetahui
bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta.
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila
Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan
kepadanya: "kun (jadilah)", maka jadilah ia " (An-Nahl
[16] : 38-40)
Alloh 'azza wa jalla berfirman,
"Orang-orang kafir mengatakan bahwa mereka sekalikali
tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, "tidak
demikian, demi Robbku; kamu benar-benar akan
dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan'. Yang demikian itu adalah
mudah bagi Alloh." (At-Taghabun: 7)
Jika keterangan-keterangan yang nyata int telah
dijelaskan kepada orang-orang yang rnengingkari
kebangkitan, namun mereka tetap saja mengingkarinya,
maka mereka berarti orang-orang yang sombong dan
menentang. Kelak orang-orang yang dzalim itu akan tahu
pada tempat yang mana mereka kembali
Ba'ts, Pembangkitan Manusia Setelah Meninggalnya, Hisab, Hari Perhitungan Amal
Reviewed by suqamuslim
on
03.43
Rating:
Tidak ada komentar: