Lndasan 1. Pengakuan Rububiyah Berkonsekuensi Pengakuan Uluhiyah
Tuhan inilah yang haq untuk disembah. Dalilnya, firman Allah ta’ala:
“Hai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan air hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22).
Tuhan inilah yang haq untuk disembah. Dalilnya, firman Allah ta’ala:
“Hai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan air hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22).
Ibnu
Katsir rahimahullahu ta’ala, mengatakan:
hanya pencipta segala sesuatu yang
ada inilah yang berhak dengan segala macam ibadah
Syarah
dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
[Ar-Rabb adalah yang
berhak untuk diibadahi]
Penulis rahimahullah mengisyaratkan kepada firman
Alloh,
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam” (Al-A'raf: 54)
Hanya Robb itulah yang berhak diibadahi atau yang
diibadahi dikarenakan Dia berhak, Bukan berarti setiap yung dibadahi itu Robb.
Tuhan-tuhan selain Alloh yang diibadahi dan dianggap tuhan oleh penyembahnya,
bukan Robb, Rabb adalah, pencipta, pemilik, dan pemelihara segala urusan.
[Wahai manusia ...]
Seruan ini ditujukan kepada semua manusia. Alloh memerintahkan mereka
beribadah kepada-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya, maka janganlah mereka
menjadikan sekutu-sekutu sebagai sesembahan selain Alloh. Alloh menjelaskan
bahwa Dia berhak diibadahi karena Dia satu-satu-Nya pencipta.
[Sembahlah Rabb yang
telah menciptakanmu]
Firman-Nya, “yang telah menciptakanma...” adalah si fat yang menjelaskan
alasan pernyataan sebelumnya – artinya beribadahlah kepada-Nya karena Dialah
yang telah menciptakanmu. Karena Dia adalah Robb yang menciptakan, maka kamu
semua wajib beribadah kepada-Nya. Karena itu, kami mengatakan , siapa saja yang
mengakui rububiyah Alloh, maka ia harus beribadah kepada-Nya saja. Jika tidak
demikian, berarti ia telah melakukan hal yang bertentangan dengan pengakuannya.
[Agar kamu bertakwa]
Maksudnya adalah agar kamu bisa meraih ketakwaan. Takwa adalah
melindungi diri dari adzab Allah dengan cara mengikuti perintah-perintah-Nya
dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
[Dialah yang menjadikan
bumi sebagai hamparan]
Maksudnya sebagai hamparan, tempat kita bisa bersenang-senang tanpa
kesulitan dan kepayahan, ibarat orang yang tidur di atas hamparan kasurnya.
[Dan langit sebagai
atap]
Maksudnya adalah langit itu berada di atas kita, karena atap itu
terletak di sebelah atas. Langit adalah atap bagi penduduk bumi dan ia
merupakan atap yang terpelihara. Sebagaimana firman Allah ta'ala:
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara...".
(Al-Anbiya: 32)
[Dan Dia menurunkan
hujan]
Maksudnya adalah Dia telah menurunkan dari ketinggian, yaitu dari awan,
air yang mensucikan. Ini sebagamana firman Al1oh [artinya]:
“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari lang it untuk kamu,
sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan,
yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu” (An-Nahl: 10)
[Sebagai rizki bagimu]
Maksudnya adalah sebagai pemberian bagimu. Sedangkan dalam ayat lain
Alloh berfrman [artinya]:
"(Semua itu) antuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu." (An-Nazi'aat: 33)
[Karena itu, janganlah membuat tandingan]
Maksudnya adalah Robbmu yang telah menciptakanmu, menciptakan
orang-orang sebelummu menciptakan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, serta menurunkan hujan dari langit, lalu dengan hujan itu Dia menumbuhkan
buah-buahan sebagai rezeki bagimu, janganlah kamu menjadikan sekutu-sekutu
bagi-Nya, di mana kamu beribadah kepadanya sebagaimana beribadah kepada Alloh
atau mencintainya sebagaimana kecintaanmu kepada Alloh. Itu tidak patut bagimu,
baik menurut pertimbangan akal maupun syar'i.
[Padahal kamu
mengetahui]
Maksudnya adalah kamu mengetahui bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya dan
bahwa hanya di tangan-Nyalah ada penciptaan, pemberian rezeki, dan
pemeliharaan. Karena itu, janganlah membuat sekutu bagi-Nya dalam ibadah.
[Ibnu Katsier]
Dia adalah 'Imaduddin Abul Fida' Isma'il bin 'UmarAl-Qurosyi
Ad-Dimasyqi, seorang hafidz masyhur, penulis tafsir dan tarikh, salah satu
murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.Wafat pada tahun 774 H.
07. Landasan Pertama. Pengakuan Rububiyah Berkonsekuensi Pengakuan Uluhiyah
Reviewed by suqamuslim
on
22.16
Rating:
Tidak ada komentar: