About

BELAJAR AGAMA ISLAM DIMULAI DARI AQIDAH

About

satu satunya

Kewajiban Mengingkari Thaghut

Kewajiban Mengingkari Thaghut

Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir kepada thaghut dan hanya beriman kepada-Nya saja.

Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah ta’ala telah menjelaskan pengertian thaghut dengan mengatakan: “Thaghut, ialah segala sesuatu yang diperlakukan manusia secara melampaui batas (yang telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti, atau dipatuhi.”


Syarah dari Syaikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin

[Wajibnya ingkar kepada taghut]

Syaikhul Islam rahimahullah memaksudkan bahwa tauhid itu tidak akan sempurna kecuali dengan mengibadahi Alloh saja, tiada sekutu bagi-Nya, serta dengan menjauhi thaghut.

Alloh telah mewajibkan hal itu kepada seluruh hamba. Sedangkan kata thaghut di sini merupakan pecahan dari kata thughyan yang mempunyai arti melampui batas. Di antara contohnya adalah firman Alloh Ta'ala,

"Sesunguhnya Kami, tatkala air telah 'melampaui batas', maka Kami bawa (nenek moyang) kamu ke dalam bahtera" (Al-Haaqqah:11)

Maksudnya, ketika air itu telah melampaui batas yang normal (meluap melampaui batas), maka Kami bawa (nenek moyang) kalian ke dalam bahtera.

Menurut istilah, pengertian thaghut yang paling tepat adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnul Qoryim rahimahullah, yaitu apa saja yang diperlakukan oleh hamba (manusia) secara melampaui batas; berupa sesuatu yang disembah, diikuti dan ditaati.

Yang dimaksud dengan yang disembah, diikuti dan ditaati sini adalah selain orang-orang sholih. Orang-orang sholih itu bukan thaghut, sekalipun mereka disembah, diikuti, atau ditaati. Berhala-berhala yang disembah selain Alloh, itulah thaghut.

Para ulama su'u, yang menyeru kepada kesesatan dan kekufuran, atau menyeru untuk menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah atau mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Alloh, maka mereka itu adalah para thaghut. Orang-orang yang menggoda para pemimpin atau penguasa untuk keluar dari syariat Islam untuk berganti menggunakan tatanan-tatanan yang mereka impor, yang menyelisihi tatanan agama Islam, maka mereka itu adalah para thaghut. Sebab, mereka ini telah melampaui batasnya. Batasan seorang alim (ulama) adalah mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi, karena pada hakekatnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Para ulama itu mewarisi para nabi dalam mengurus umat para nabi itu, baik berkenaan dengan ilmu, amal, akhlak, serta dakwah maupun ta'lim. Jika para ulama itu telah melampaui batasan ini, lalu mereka justru menggoda para penguasa untuk keluar dari syariat Islam dengan berganti menggunakan tatanan-tatanan (nizham) semacam itu; maka mereka ini adalah para thaghut. Sebab, mereka telah melampaui batas yang diwajibkan atas mereka, yaitu mengikuti syariat.

Yang dimaksudkan dengan perkataan Ibnul Qoyyim rahimahullah “atau yang ditaati", adalah para umaro yang ditaati karena syari maupun karena kebesaran atau keagunganya. Para umaro itu ditaati karena syar'i, manakala mereka memerintahkan sesuatu yang tidak bertentangan dengan perintah Allah dan rosul-Nya. Dalam hal semacam ini tidak benar jika mereka dikatakan sebagai thaghut. Bahkan mendengar dan menaati mereka merupakan kewajiban bagi rakyat. Ketaatan rakyat terhadap ulil amri dalam hal ini dan dengan ikatan seperti ini merupakan bentuk ketaatan kepada Alloh 'azza wa jalla. Oleh karena itu, seyogyanya kita mesti selalu ingat bahwa ketika kita menunaikan apa yang diperintahkan oleh ulil amri dalam hal yang memang wajib ditaati, kita dalam menunaikan hal itu berarti beribadah kepada Alloh ta'ala dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara mentaati ulil amri itu; sehingga perintah yang kita tunaikan ini meniadi suatu bentuk pendekatan diri (qurbah) kepada Alloh 'azza wa jalla . Yang menjadi dasar bahwa kita mesti ingat akan hal ini adalah karena Alloh Ta'ala berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosul-Nya serta ulil amri di antara kalian" (AnNisaa: 59)

Ketaatan kepada umaro bisa juga karena kebesaran umaro tersebut. Umaro' itu jika memiliki kekuasaan yang kuat, maka manusia akan mematuhi mereka lantaran kuatnya kekuasaan itu, jika bukan karena kendali iman. Sebab, ketaatan kepada ulil amri itu sebenarnya atas dasar kendali iman; dan inilah ketaatan yang bermanfaat, bagi para ulil amri itu sendiri maupun juga bagi manusia atau rakyat seluruhnya.

Terkadang ketaatan atau kepatuhan itu lantaran kendali sang penguasa;karena dia kuat, sehingga manusia merasa takut dan khawatir kepadanya. Sebab ia akan menyiksa siapa saja yang menyelisihi perintahnya.

Oleh karena itu, dapat kami katakan bahwa hubungan antara manusia pada umumnya dengan para penguasa mereka dalam masalah ini terbagi menjadi beberapa kondisi :

Pertama : Kuatnya kendali iman dan kendali penguasa.

Inilah bentuk ketaatan yang paling sempurna dan paling tinggi.

Kedua: Lemahnya kendali iman dan kendali penguasa.

Ini adalah kondisi yang paling rendah dan paling berbahaya bagi masyarakat, baik terhadap penguasa itu sendiri maupun bagi rakyat Sebab jika kendali iman dan kendali penguasa itu lemah, maka yang terjadi adalah anarki pemikiran, akhlak maupun perbuatan.

Ketiga: Lemahnya kendali iman dan kuatnya kendali penguasa

Ini adalah tingkatan nomor tengah. Sebab jika kendali penguasa itu kuat, maka hal itu akan lebih bermaslahat bagi umat dalam bentuk luarnya. Jika kekuatan penguasa itu sudah tersembunyi, maka Anda tidak perlu tanya lagi mengenai kondisi umat dan aktivitasnya yang buruk.

Keempat: Kuatnya kendali iman dan lemahnya kendali penguasa.

Dalam kond.isi seperti ini, maka perwujudan luarnya lebih rendah dari pada kondisi yang ketiga di atas, akan tetapi hubungan antara manusia dengan Robbnya jauh lebih sempurna dan lebih tinggi.

Kewajiban Mengingkari Thaghut Kewajiban Mengingkari Thaghut Reviewed by suqamuslim on 16.15 Rating: 5

Tidak ada komentar: