Rasul-rasul,
hikmah pengutusan dan seruannya
Allah telah mengutus semua Rasul sebagai pemberi
kabar gembira dan pemberi peringatan. Sebagaimana firman Allah ta’ala:
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan, agar supaya tidak ada alasan bagi
manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu.” (QS. An-Nisa’:
165)
Rasul pertama adalah Nabi Nuh ‘alaihis salam, dan
Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta beliaulah
penutup para Nabi. Dalil yang menunjukkan bahwa Rasul pertama adalah Nabi Nuh,
firman Allah ta’ala:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu
(Muhammad) sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi
yang kemudiannya”. (QS. An-nisa’: 163)
Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang
Rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan kepada
mereka untuk beribadah kepada Allah semata dan melarang mereka beribadah kepada
thaghut. Allah ta’ala berfirman:
Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap
ummat seorang Rasul (untuk menyerukan): "Beribadahlah kepada Allah (saja)
dan jauhilah thaghut itu.” (QS. An-Nahl:36)
Syarah
dari Syaikh Muhammad bin Shalih AlUtsamin
[Hikmah diutusnya para rasul]
Penulis rahimahullah menjelaskan bahwa Alloh Ta'ala
mengutus seluruh rosul sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan,
sebagaimana firman Alloh di atas, "Kami telah mengutus rosul-rosul itu
sebagai pemberi kabar gembira dan peingatan", memberi kabar gembira dengan
surga terhadap orang yang mengikutinya, serta memberi peringatan dengan neraka
terhadap o:rang yang menyelisihinya.
Diutusnya para rosul itu punya banyak hikmah. Di
antaranya yang terpenting, bahkan merupakan yang paling penting adalah tegaknya
hujah atas manusia, sehingga tidak ada lagi suatu hujah (alasan) bagi mereka
untuk membantah Alloh setelah diutusnya para rosul itu, sebagaimana firman
Alloh di atas,
"supaya tidak ada lagi suatu alasan bagi
rnanusia untuk membantah Alloh seteiah (diutusnya) para rosul"
Di antara hikmah lainnya adalah bahwa hal itu
merupakan kesempurnaan nikmat Allah atas hambahamba-Nya. Karena sesungguhnya
akal manusia itu betapa pun hebatnya, tidak mungkin dapat mengetahui rincian
apa saja yang wajib bagi Alloh Ta'ala yang berupa hak-hak khusus bagi-Nya,
tidak mungkin dapat mengetahui apayang dimiliki oleh Alioh Ta'ala berupa
sifat-sifat yang sempurna, dan juga tidak mungkin dapat mengetahui asmaul-husna
yang dimiliki-Nya. Oleh karenanya, Alloh mengutus para rosul 'alahimussalam
sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan; serta telah menurunkan Kitab
bersama mereka dengan membawa kebenaran, untuk menghukumi manusia mengenai apa
yang mereka perselisihkan.
Seruan (dakwah) para rosul yang paling agung, sejak
rosul pertama Nuh 'alahissalam; hingga rosul terakhir Muhammad , adalah tauhid.
Alloh Ta'ala berfirman:
"Sesunguhnya Kami telah mengutus rosul pada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Ibadahilah Alloh saja dan jauhilah
thaghut!'”(An-Nahl: 36)
Alloh 'azza wa jalla juga berfirman:
“Tidaklah Kami mengatus seorang rosul sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadanya, Babwasanya tidak ada ilah selain Aku, maka
ibadahilah Aku!"'(AlAnbiya' : 25)
[Nuh 'alahissalam merupakan
rasul pertama]
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab
menjelaskan bahwa rosul yang pertama adalah Nuh dan beliau mengambil dalil
firman Alloh Ta'ala:
"Sesunguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu
(Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi
sesudahnya” (An-Nisaa: 163)
Dalam hadits shahih tentang syafaat disebutkan:
"Sesungguhnya manusia nanti akan mendatangi
Nuh lalu mengatakan kepadanya, 'Engkau adalah rosul pertama yang diutus Alloh
kpada penduduk bumi!'” (HR. Bukhari dalam Kitabut Tauhid, HR. Muslim dalam
Kitabul Iman)
Dengan demikian, tidak ada rosul sebelum Nuh
'alahissalam
Dengan ini pula, kita tahu kesalahan para sejarawan
yang mengatakan bahwa Idris 'alahissalam itu sebelum Nuh 'alahissalam, bahkan
yang tampak adalah bahwa Idris itu termasuk di antara nabi-nabi Bani Israil.
Sedangkan nabi terakhir dan penutup para nabi
adalah Muhammad shallallahu 'alahi wassalam. Alloh Ta'ala berfirman,
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
salah seorang laki-laki di antara kamu, akan tetapi dia adalah Rosululloh dan
penutup nabi-nabi. Adalah Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu" (Al-Ahzab:
40)
Dengan demikian, tidak ada nabi lagi setelah
beliau. Siapa saja yang mengaku sebagai nabi sepeninggal beliau, maka ia adalah
pendusta, kafir dan murtad dari Islam.
[Setiap Rasul menyerukan
tauhid]
Maksudnya, bahwa Alloh telah mengutus seorang rosul
untuk setiap umat, yang menyeru mereka untuk mengibadahi Allah saja, serta
melarang mereka dari perbuatan syirik. Dalilnya adalah firman Allah ta'ala:
“Tiada suatu umatpun melainkan telah ada padanya
seorang pemberi peringatan (rosul)" (Fathir: 24)
Alloh Ta'ala berfirman,
"Sesunguhnya Kami telah mengutus kepada setiap
urnat seorang rosul (untuk menyerukan), 'Ibadahilah Allah (saja) dan jauhilah
thaghut!'" (An-Nahl: 36)
[Ibadahilah Allah saja dan
jauhilah taghut]
Ini adalah makna laa ilaha illallah
Rasul-rasul, hikmah pengutusan dan seruannya
Reviewed by suqamuslim
on
16.14
Rating:
Tidak ada komentar: