Penutup
Dalilnya firman Allah ta’ala
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena
itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang amat kuat, yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah: 256)
Ingkar kepada semua thaghut dan iman kepada Allah
saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakikat syahadat “La Ilaha
Illallah”
Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pokok agama ini adalah Islam , dan tiangnya adalah
shalat, sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah"
Hanya Allahlah yang Maha Tahu. Semoga shalawat dan
salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan
para sahabatnya.
Syarah
dari Syaikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin
[Tidak ada paksaaan dalam
memeluk Islam]
Tidak ada paksaan dalam memeluk agama (Islam),
karena telah tampak jelas dan gamblang dalil atau buktinya. Karena itulah,
selanjutnya Alloh mengatakan,
"Sesungguhnya telah jelas kebenaran dari
kesesatan"
Jika kebenaran itu telah jelas dari kesesatan, maka
setiap jiwa yang sehat pasti memilih kebenaran ketimbang kesesatan.
[Barangsiapa yang kufur
kepada taghut dan beriman kepada Allah ...]
Alloh 'azza wa jalla sengaja mendahulukan
penyebutan kufur kepada thaghut sebelum penyebutan iman kepada Alloh, karena
diantara kesempurnaan sesuatu adalah dihilangkanya berbagai penghalang sebelum
adanya ketetapan-ketetapan. Oleh karena itu, dalam pepatah dikatakan,
"Mengosongkan dahulu sebelum menghiasi".
[Maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan
tali yang kuat]
Yaitu, benar-benar berpegang teguh dengannya secara
sempurna. Sedangkan yang dimaksud dengan al-'urwatulwutsqa', 'tali yang kuat'
adalah Islam. Perhatikan firman Allah "Faqod istamsaka" (Benar-benar
telah berpegang teguh), bukan sekedar mengatakan, "Tamassaka" karena
istimsak artinya (berpegangan erat, berpegang teguh) itu lebih kuat daripada
tamassuk (memegang). Karena adakalanya seseorang itu memegang namun tidak
berpegangan erat.
[Pokok segala urusan adalah
Islam]
Penulis rahimahullah mengambil dalil berdasarkan
hadits ini dengan maksud segala sesuatu itu mempunyai "kepala"; dan
kepala (pokok) segala urusan yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alahi
wassalam adalah Islam.
[Tiangnya adalah shalat]
Karena Islam tidak bisa berdiri kecuali dengan
sholat. Karena itu, pendapat yang kuat adalah yang menyatakan tentang kufurnya
orang yang meninggalkan sholat, dan bahwasanya ia tidak punya kelslaman.
[Puncaknya adalah jihad]
Maksudnya, bagian Islam yang paling tinggi dan paling
sempurna adalah jihad fi sabilillah. Karena manusia itu jika telah memperbaiki
(mengishlah) dirinya, maka ia akan berusaha mengishlah orang lain dengan jihad
fi sabilillah agar Islam itu berdiri tegak dan agar kalimat Alloh saja yang
tinggi, maka dia fi sabilillah (berada di jalan Alloh). Jihad itu menjadi
'puncak punuk'-nya Islam karena dengan jihad itulah Islam menjadi tinggi di
atas yang lainnya.
[Penutup]
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah menutup kitabnya ini dengan mengembalikan ilmu kepada Alloh 'azza
wa jalla dan dengan memohonkan sholawat dan salam atas Nabi-Nya, Muhammad
shallallahu 'alaihi wassalam. Dengan ini, selesailah sudah kajian tentang
Al-Ushulu Ats-Tsalatsah serta hal-hal yang terkait dengannya. Kita memohon kepada
Alloh Ta'ala agar berkenan memberikan pahala yang terbaik kepada penulis buku
ini, dan juga berkenan memeruntukkan kepada kita bagian dari pahala tersebut
serta mengumpulkan kita dan beliau di negeri kemurahan-Nya. Sesungguhnya Dia
Maha Dermawan lagi Maha Pemurah.
Segala puji bagi Allah, Robb semesta alam. Semoga
Alloh mencurahkan sholawat dan salam atas Nabi kita Muhammad shallallahu
'alaihi wassalam.
48. Penutup
Reviewed by suqamuslim
on
16.16
Rating:
Tidak ada komentar: